Proses konstruksi makna adalah konsep sentral dalam Linguistik Kognitif yang menggambarkan bagaimana makna bahasa tidak hanya terletak pada kata-kata itu sendiri, tetapi juga melibatkan pemahaman dan pemikiran kita. Proses ini menunjukkan bahwa bahasa adalah alat yang kompleks yang memungkinkan kita untuk membangun makna dalam pikiran kita. Mari kita menjelajahi lebih dalam tentang bagaimana proses konstruksi makna memengaruhi cara kita memahami bahasa.
Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa makna dalam
bahasa seringkali bersifat kontekstual. Ini berarti bahwa kita harus
mempertimbangkan konteks komunikasi, pengetahuan sebelumnya, dan informasi yang
tersedia untuk memahami makna yang sebenarnya dalam kalimat atau teks. Sebagai
contoh, jika seseorang mengatakan "Saya akan pergi," makna kalimat
ini sangat bergantung pada konteksnya. Jika Anda berbicara dengan seseorang
yang hendak pergi ke toko, maka "Saya akan pergi" mengacu pada
rencana pergi ke toko. Namun, jika Anda berbicara dengan seseorang yang akan
segera meninggalkan tempat ini, maka makna kalimatnya berbeda.
Proses konstruksi makna juga mencakup pemilihan kata-kata
yang sesuai untuk menggambarkan konsep atau gagasan. Ketika kita berbicara atau
menulis, kita memilih kata-kata yang menurut kita akan paling baik
menggambarkan ide atau makna yang ingin kita sampaikan. Ini melibatkan
pemikiran kognitif yang mendalam tentang pilihan kata-kata yang tersedia dan
bagaimana kata-kata tersebut akan diterima oleh pendengar atau pembaca.
Selain itu, proses konstruksi makna melibatkan kemampuan
kita untuk menghubungkan kata-kata dalam kalimat atau teks sehingga mereka
membentuk struktur tatabahasa yang masuk akal. Bahasa memiliki aturan
tatabahasa yang mengatur cara kata-kata dihubungkan satu sama lain. Ini
mencakup struktur kalimat, penggunaan subjek dan predikat, kata ganti, dan
lainnya. Proses konstruksi makna memungkinkan kita untuk menggunakan aturan
tatabahasa ini untuk memahami bagaimana kata-kata saling berhubungan dalam
sebuah kalimat.
Penting untuk mencatat bahwa makna dalam bahasa juga
seringkali bersifat figuratif atau metaforis. Misalnya, ketika kita menggunakan
ungkapan "hati yang hangat," makna kata "hati" dalam
konteks ini bukan merujuk pada organ fisik di dalam tubuh, tetapi pada perasaan
hangat atau kebahagiaan. Proses konstruksi makna memungkinkan kita untuk
mengenali dan memahami makna metaforis seperti ini.
Selain itu, proses konstruksi makna mencakup kemampuan kita
untuk memproses makna kata-kata yang lebih abstrak atau konseptual. Misalnya,
ketika kita membicarakan konsep-konsep seperti kebahagiaan, keadilan, atau
kebebasan, kita menggunakan pemikiran kognitif yang lebih dalam untuk
menggambarkan makna kata-kata ini. Ini mencakup bagaimana kita mengaitkan
kata-kata ini dengan konsep-konsep yang lebih konkret dalam pemikiran kita.
Proses konstruksi makna juga terkait erat dengan pemahaman
makna yang lebih mendalam dalam konteks linguistik kognitif. Konsep-konsep
seperti konseptualisasi dan struktur kognitif membantu kita memahami cara
bahasa mencerminkan cara kita memahami dunia. Konseptualisasi mencakup cara
kita merepresentasikan ide dan pengalaman dalam bentuk konsep atau citra
mental. Ini menggambarkan bagaimana pemikiran kognitif kita mempengaruhi cara
kita menggunakan bahasa.
Selain itu, pemahaman makna dalam proses konstruksi juga mencakup
penggunaan konsep-konsep tata bahasa yang bersifat universal dan konseptual.
Ini melibatkan pemahaman tentang cara pemikiran kognitif kita memengaruhi
pembentukan tata bahasa dan struktur kalimat. Ini membantu kita memahami
bagaimana bahasa dalam berbagai budaya memiliki kesamaan dalam cara mereka
menggambarkan dunia, terlepas dari perbedaan bahasa itu sendiri.
Dalam konteks ini, kita juga bisa melihat peran budaya dalam pemahaman bahasa dan proses konstruksi makna. Budaya memengaruhi cara kita memahami konsep seperti "pikiran tertanam" dalam budaya tertentu dan bagaimana budaya ini memengaruhi pemahaman bahasa dan kognisi (***)
Posting Komentar